Petrucci Yakin Quartararo Menjadi 'Alien MotoGP' Selanjutnya

Danilo Petrucci memulai karier MotoGP-nya pada 2012, saat enam besar ke▨las utama didominasi oleh Lorenzo, Pedrosa, Stoner, Andrea Dovizioso, Alvaro Bautista, dan Rossi.
Selanjutnya, Marquez mengalahkan para 'Alien MotoGP' musim beriku🧔tnya, bergabung dengan Repsol Honda menggantikan Casey Stoner, dan memulai era baru dengan memenangi enamও gelar dalam kurun 2013-2019.
Rentetan itu di🌺akhiri oleh cedera patah tulang lengan kanan di Jerez 2020, menyebabkan komplikasi yang masih terasa sampai saat ini.
Pada tah🍬un itu Andrea Dovizioso - rekan satu tim Petrucci di Ducati - seharusnya menjadi favorit untuk mengambil alih mahkota Marquez setelah menjadi runner-up sel💯ama tiga tahun sebelumnya.
Namun yang terjadi Dovizi﷽oso dan Petrucci justru kesulitan dengan kontruksi ban bela🐎kang baru, di saat bersamaan muncul sekelompok pembalap muda yang dipimpin oleh Quartararo dan Joan Mir yang mengambil alih tongkat estafet.
Tergabung dengan Francesco Bagnaia dan Miguel Oliveira sebagai rookie 💯kelas 2019, keempatnya sudah memenangi balapan MotoGP dan dua di antaranya, Mir (2020) dan Quartararo (2021) menorehkan titel dua tahun terakhir.
Quartararo 🔯berpeluang meraih titel kedua secara beruntun, memengang keunggulan 21 poin atas saingan terdekatnya Aleix Espargaro (Aprilia) jelang liburan musim panas.
Saat ia memimpin klasemen pembalap dengan&nꦆbsp;nyaman, pembalap M1 berikutnya di klasemen, rekan satu timnya di pabrikan Franco Morbidelli, hanya berada di urutan ke-19 dengan 25 poin.
Pembalap Prancis itu juga sudah meraih tiga kemenangan dan enam podium, sementara hasil terbaik Yamaha beriku🍸tnya adalah P7 dari Morbidelli di Manda✨lika yang basah, atau ke-11 oleh Andrea Dovizioso di Portimao.

Melihat perbandingan di atas, Pe💎trucci dengan mantap menyebut El Diablo sebagai 'alien' baru MotoGP, dan disejajarkan dengan Rossi, Stoner, Lorenzo, dan Marquez.
“Fabio adalah pria yang sangat, sangat baik dan saya pikir dia menunjukkan terutama tahun ini bahwa dia adalah satu-satunya yang bisa mengendarai Yamaha dengan cara ini, memenangkan semua balapan ini, meskipun memiliki defisit [top-speed] yang begitu besar di lintasan lurus,” kata Petrucci kepada ltxcn.top .
“Karena jika Anda melihat juga balapan Mugello, dia sangat cepat di tikungan tetapi banyak kehilangan di trek lurus, tetapi dia masih memimpin kejua♛raan dan selalu ada di san🦄a.
“Saya pikir dia akan menjadi salah satu juara terbaik di MotoGP, seperti Rossi, Stoner, Lorenzo, Marquez - dan𒀰 juga Pedrosa, yang tidak pernah memenangkan kejuaraan tetapi pantas mendapatkannya untuk semua balapan yang dia menangkan [31].
“Saya pikir Fabio akan memenangi banyak balapan.”

Petrucci: Ketika saya dalam kondisi terbaik saya, begitu juga Marquez!
Masalah berulang pada lengan kanannya, ditambah dua episode diplopia, membua🅰t Marquez belum menyelesaikan satu musim penuh MotoGP sejak 2019.
“Sa𝔍ya pikir, dan saya sangat berharap, bahwa Marc bisa menjadi Marc yang sama,” kata Petrucci tentang bintang Spanyol itu, yang tengah menjalani proses pemulihan dari operasi keempat di lengan kanannya.
Setahun sebelum cedera lengan yang krusial, Marquez menutup musim 2019 dengan rekor poin tertinggi (42𓆉0), memenangi 12 dari 19 balapan, finis kedua pada enam🧜 balapan lainnya dan hanya DNF sekali di COTA karena masalah teknis.
Petrucci menjadi salah satu pembalap yang berhasil mengalahkan Marquez pada musim 2019 saat ia melakukan overtake ganda 🙈yang mengesankan pada Marquez dan Dovizioso untuk kemenangan MotoGP p🔯ertama yang emosional di Mugello.
“Sayangnya, ketika saya dalam kondisi terbaik saya [dalam karir saya], saya menemukan Marquez dan Honda-nya dalam kondisi terbaik mereka!” Tersenyum Petrucci, yang sebagai pebalap sat🌟elit Pramac sempat finis di urutan kedua setelah Marquez di Misano 2017 ꦡdan Le Mans 2018, plus runner-up setelah Rossi di Silverstone 2015 dan Assen 2017.

Pembalap Italia, yang saat ini🍰 terlibat dalam pertarungan gelar sebagai rookie di MotoAmerica, kemudian menambahkan kemenangan ꦛMotoGP kedua saat Marquez absen di Le Mans 2020.
Pembalap #93 kembali beraksi di MotoGP pada awal 2021🌳, mengakhiri kemarau panjang kemenangan Honda di Sachsenring, dan secara konsisten bertarung melawan penantang gelar Quartararo dan Bagnaia.
MotoGP tampaknya siap🦹 untuk prospek menggiurkan dari Marquez vs Young Guns, namun itu tertunda oleh diplopia pada akhir 2021. Kemudian tahun 2022 Marc menghadapi RC213V yang sulit dikendalikan, masalah diplopia lanjutan dan masalah mobilitas lengan yang memaksanya mundur dari kejuaraan untuk sementara waktu.
“Saya ingin melihat Marquez [kembali ke performa terbaiknya] melawan Fabio dan Bagnaia dan semua pembalap yang꧅ sekarang memimpin kejuaraan. Juga Mir, yang menurut saya perlu menemukan dirinya lagi. Saya pikir mereka benar-benar talenta yang luar biasa, ”kata Petrucci.

Petrucci - yang meninggalkan MotoGP setelah musim yang mengecewaܫkan untuk Tech3 KTM pada 2021 - melihat bahwa para pembalap generasi baru menjadikan Marquez sebagai baromeജter.
“Saya piki🧜r sekarang ada beberapa pembalap yang menjadikan Marquez sebagai 'target' cara berkendara. Martin mengendarai sangat mirip, Bastianini menge🍰ndarai sangat mirip dengan apa yang dilakukan Marquez, ”kata Petrucci.
“Jika Anda melihat gaya membalap mere🌠ka, itu jauh lebih mirip dengan Marquez daripada para pebalap 10 tahun lalu.
“Misalnya gaya [Aleix] Espargaro sangat berbeda dibandingkan dengan Quartararo dan Martin, yang hanya bergerak dengan motor sangat berbeda dan mereka sangat, sangat cepat dalam pe𒆙rubahan arah.
“Sangat menyenangkan untuk dꦚitonton dan saya pikir mereka adalah masa depan MotoGP.”

Petrucci: Motor listrik? Saya masih ingat suara RGV500 Kevin Schwantz
M🍒elihat masa depan Grand Prix untuk jangka panjang, MotoE meningkatkan pamornya setelah Ducati menjadi pemasok motor untuk kejuaraan mulai ܫ2023.
Bagi Petrucci, yang menghabiskan enam tahun bersama skuat Borgo Panigale di MotoGP sebelum kembali untuk MotoAmerica musim ini, ada satu hal besar yang h🦂ilang dari motor balap listrik, yaitu suara.
“Saya harap bagi saya balapan dengan sepeda ☂listrik masih 🍸jauh, karena salah satu hal yang membantu Anda jatuh cinta dengan sepeda adalah suaranya,” katanya.
“Ketika Anda mendengar moꦓtor MotoGP, ketika Anda mendengar suara bahkan sebelum motor tiba, itu ad𝓀alah sesuatu yang tidak bisa Anda lupakan.
“Saya ingat ketika saya berusia empat tahun, ayah saya baru saja menarik saya keluar dari kotak dan saya mendengar RGV500 dari Schwantz, saya masih bisa💟 merasakan suara motor yang dipanaskan. Itu benar-benar luar biasa, suaranya adalah sesuatu yang tidak bisa Anda beli atau tidak bisa Anda bandi🥃ngkan.”

Namun di luar kejuaraan dunia road racing, deru mesin sepeda motor menyebabkan masalah besar, khususnya untuk sepeda motor traꦰil yang secara tradisional merupakan pintu masuk ke ajang balap roda dua.
“Saya mengikuti se🌳peda listrik, terutama sepeda motor trail, karena tempat saya tinggal di Italia, dan juga saya pi𓄧kir itu sama di Inggris Raya, setiap hari semakin sulit untuk memiliki trek,” kata Petrucci.
“Jadi memiliki motor listrik yang tidak memiliki suara, tidak adไa emisi dapat membantu mengendarai sepeda juga di dekat kota atau di dekat rumah.”
Petrucci mengungkapkan bahwa kebisingan dari mesin bensin juga menjadi kendala utama yang menಌcegahnya membuat trek di mana anak-♈anak muda dapat mencoba sepeda motor.
“Saya ingin membangun trek ata💮u sesuatu untuk anak-anak, setidaknya untuk dicoba. Formatnya seperti memancing, di mana Anda menyewa semuanya dan bisa menghabiskan sore dengan bersenang-senang,” katanya.
“Sa🌟ya ingin melakukan hal yang sama dengan sepeda kecil, memberikan kesempatan bagi seorang anak untuk mengendarainya. Tapi di daerah saya, di tengah Italia, setiap bukit memiliki gereja dan penuh dengan orang.
“Bagi saya, mܫasalahnya bukan bagaim🍸ana membangunnya, tetapi di mana.
“Karena kebisingan adalah sesuatu yang tidak dis༒ukai orang dan sudah 10 tahun s🅘aya menghadapi masalah ini. Kami sudah berusaha keras tetapi pada akhirnya orang-orang tidak terlalu ramah dengan kebisingan, asap [dua-stroke] dan segalanya.
“Saya pikir kami pada awalnya dengan sepeda listrik, tetapi juga dari apa yang saya pahami di Dakar, saya pikir dalam be🐭berapa tahun semua kendaraan akan rendah emisi.
“Jadi meskipun saat ini saya tidak suka [motor] listrik, karena umumnya lambat dan berat, ada beberapa motor trail yang berada pada level mesin normal. Sejujurnya, saya ingin mencobany🃏a, Stark [ ] adalah salah satunya.”

Joining ltxcn.top in🐟 2021 as an Editor for the Indonesian Edition, Derry oversees most of the Indonesian articles on the site.