Stoner Bersyukur Bagnaia Mendobrak Ketabuan di MotoGP

Casey Stoner mempertanyakan mengapa juara MotoGP menghindari plat #1 pada motornya, dan berterima kasih kepada Francesco Bagnaia yang mematahkan ketabuan tersebut.
Casey Stoner (AUS), Ducati Marlboro Team, Ducati, 27, 2007 MotoGP World
Casey Stoner (AUS), Ducati Marlboro Team, Ducati, 27, 2007 MotoGP World

Sejak Stoner pada musim 2012, kita tidak pernah melihat lagi seorang juara dunia MotoGP memakai ♈#1 di motornya. Karena jawara setelahnya seperti Marc Marquez Jorge Lorenzo, Joan Mir, sampai Fabio Quartararo memilih untuk tetap memakai nomor balap biasanya.

Itu dipatahkan oleh Bagnaia yang memakai #1 di motornya untuk musim 2023, dan yang pertama sejak Stoner pada tahun 2008 di mana sebua♈h Ducati memilik🦄i nomor wahid di jajarannya.

Gelar perdana Bagnaia musim lalu ad𒀰alah yang pertama bagi D💫ucati sejak 2007 ketika Stoner berada di puncak olahraga ini.

“Saya bangga Anﷺda mengenakan nomor 1,” kata Stoner kepada Bagnaia dalam obrolan tatap muka di Goodwood. “Sepertinya tabu untuk༺ tidak memakai nomor 1. Jika Anda juara dunia maka tunjukkanlah dengan bangga.”

Bagnaia menjawab: “Jika Anda memiliki kemungkinan, itu adalah hal terbaik u🐎ntuk dilakukan.”

Stoner: “Saya setuju.”

Bagnaia: “Saat pertama kali saya melihat gambar motor saya dengan nomor #1, sung﷽guh luar bꦓiasa.”

Stoner: “Itu adalah sesuatu yang Anda impikan.”

Bagnaia merupakan salah satu penggemar muda di Italia ketika pabrikan itu mer﷽ebut gelar juara MotoGP 2007 melalui Stoner, yang saat itu ಌberusia 21 tahun.

“Saya tumbuh sebagai ﷽penggemar Ducati,” kenang Bagnaia. “Saya melihat Ducati menang untuk pertama kalinya bersama Casey. Saya diciptakan untuk Vale, saya adalah penggemar berat Vale, tapi saya sangat senang Ducati memenangkan gelar. Itu adalah kemenangan Casey.”

Namun zaman telah berubah. Stoner mungkin bisa bersaing melawan legenda seperti Valentino Rossi tetaඣpi dia y💝akin Bagnaia memiliki pekerjaan yang lebih berat hari ini.

“Ini berbeda bagi Pecc⛄o dibandingkan bagi saya,” kata Stoner. “Kami tidak terduga, tidak ada yang mengharapkan kami memenangkan kejuaraan.

“Kami sangat beruntung tahun itu. Segalanya berjalan sesuai keinginan kita, sebagia💃n besar waktu.

“🅘Sekarang, semua orang punya peluang untuk menang, dengan hampir semua motor atau pabrikan di kejuaraan.

Hal ini membuat pekerjaan Pecco jauh lebih sulit.

“Bag📖i saya, Pecco telah melakukan pekerjaan luar biasa di momen sulit di seri MotoGP karena besarnya tekanan, daꦜn banyaknya orang yang mampu menang.”

Francesco Bagnaia, Tissot Sprint race, Japanese MotoGP 30 September
Francesco Bagnaia, Tissot Sprint race, Japanese MotoGP 30 September

Bagnaia bangkit dari defisit ♑91 poin untuk mengungguli juara berta🦂han Fabio Quartararo meraih gelar 2022 di babak final.

♓“Di Valencia adalah pertama kalinya saya merasakan beban yang sangat besar di pundak saya,” akunya kini. “Sudah 15 tahun tanpa gelar. Saya merasakannya.”

Stoner ♚berkata: “Semuanya terjadi pada saat itu. Itu harꦿus berjalan dengan benar.”

Bagnaia: “Sangaꦉt mudah untuk melakukan kesalahan. Saya tidak bisa maju ke depan dan menjauh, kecepatan saya tidak cukup. Kami membuat strategi untuk memblokir Fabio. Saya melakukan sedikit hal tetapi balapan itu adalah mimpi buruk!”

Bagnaia finis kes🍌embilan, Quartararo keempat, cukup untuk memberikan gelar pertamanya bagi pembalap Italia itu.

Itu adalah momen bersejarah – gelar pertama Ducati sejak 2007, dan yang pertama bagi pebalap Italia sejak Rossi padaဣ 2009.

Stoner mengingat kembali perasaannya yang tertekan pada balapan yang menentukan pada tahun 2007: “Hal yang sama juga terjadi pada saya di Jepang. Set-upnya tidak berjalღan baik di kondisi kering,🙈 motornya benar-benar kesulitan di sekitar Motegi.

“Kami tidak percaya kami akan memenangkan gelar. Itu adalah balap🐽an terburuk saya musim ini, tetapi kami berhas🌌il memenangkan kejuaraan.”

Bagnaia tersenyum: “Rasanya lebih enak! Di Moto2 saya memena﷽ngkan gelar tetapi perasaannya 20%. Di MotoGP, ceritanya berbeda.”

Bagnaia kini ✃unggul tiga poin di puncak klasemen Mot💧oGP, namun momentum sepenuhnya ada di tangan sesama pebalap Ducati, Jorge Martin menuju Mandalika.

Read More